PENGARUH MUTU INTENSIFIKASI TERHADAP PRODUKSI PADA USAHATANI KELAPA SAWIT (Elaeis guenensis, Jacq) DI KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN ACEH TIMUR
Abstract
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah faktor mutu intensifikasi yaitu : pemupukan, pemberantasan hama/penyakit dan pemanenan mempengaruhi produksi pada usahatani kelapa sawit di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mutu intensifikasi yaitu : pemupukan, pemberantasan hama/penyakit dan pemanenan terhadap produksi pada usahatani kelapa sawit di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur. Penelitian ini menggunakan “metode surveiâ€. Objek penelitian ini adalah petani yang menanam tanaman kelapa sawit di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur. Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada pengaruh mutu intensifikasi terhadap produksi usahatani kelapa sawit di daerah penelitian. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari sampai dengan Maret 2015. Hasil penelitian rata-rata umur petani kelapa sawit di daerah penelitian adalah 42,59 tahun, dengan masa pendidikan 10,41 tahun, pengalaman berusahatani 12,59 tahun dan besarnya tanggungan keluarga rata-rata 4 orang, sedangkan rata-rata luas garapan petani kelapa sawit di daerah penelitian adalah 2,10 Ha. Rata-rata skor mutu pemupukan pada usahatani kelapa sawit di daerah penelitian adalah 2,66 skor, rata-rata skor mutu pengendalian hama/penyakit 2,58 skor dan rata-rata skor mutu pemanenan 2,78 skor, rata-rata skor mutu pemupukan, mutu pengendalian hama/penyakit dan mutu pemanenan menunjukkan nilai skor yang sangat tinggi. Rata-rata produksi pada usahatani kelapa sawit Desa Buket Drien 18.540,98 kg/tahun, Desa Alue Rangan 17.997,65 kg/tahun dan Desa Gajah Meuntah 18.664,35 Kg/tahun. Rata-rata produksi pada usahatani kelapa sawit di daerah penelitian 18.380,41 Kg/UT/tahun atau 8.752,58 Kg/Ha/tahun. Hasil regresi linear berganda diperoleh persamaan : Y = 5,935 + 0,507 X1 + 0,489 X2 + 0,073 X3. Hasil perhitungan koefisien determinasi menunjukkan bahwa besarnya R2 = 0,887. Ini berarti variasi terhadap naik turunnya produksi (Y) dipengaruhi oleh mutu pemupukan (X1), mutu pengendalian hama/penyakit (X2) dan mutu pemanenan (X3) sebesar 88,7 % dan sisanya 11,3 % lagi dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini. Hasil pengujian secara serempak dapat dilihat bahwa F cari = 78,50 > F tabel pada tingkat kepercayaan 95%=2,92 dan 99%=4,51, sehingga mutu pemupukan, mutu pengendalian hama/penyakit dan mutu pemanenan secara serempak berpengaruh sangat nyata terhadap produksi. Hasil pengujian secara parsial mutu pemupukan dapat dilihat bahwa t1 cari = 6,1084 > t tabel pada tingkat kepercayaan 95%=1,6973 dan 99%=2,4573 sehingga mutu pemupukan secara parsial berpengaruh sangat nyata terhadap produksi. Hasil pengujian secara parsial mutu pengendalian hama/penyakit dapat dilihat bahwa t2 cari = 5,9634 > t tabel 95%=1,6973 dan 99%=2,4573, sehingga mutu pengendalian hama/penyakit secara parsial berpengaruh sangat nyata terhadap produksi. Hasil pengujian secara parsial untuk mutu pemanenan dapat dilihat bahwa t3 cari = 1,0282 < t tabel pada tingkat kepercayaan 95%=1,6973 dan 99%=2,4573, sehingga mutu pemanenan secara parsial tidak perpengaruh terhadap produksi.
(Kata kunci : mutu intensifikasi, produksi).