Adaptasi Empat Genotip Kedelai (Glycine max (L) Merril) pada Pertanaman Tumpangsari dengan Jagung

  • Yulia Alia Fakultas Pertanian Universitas Jambi
  • Nerty Soverda Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Keywords: adaptasi, genotip, kedelai, tumpangsari

Abstract

Salah satu upaya untuk peningkatan produksi tanaman pangan khususnya kedelai sebagai tanaman sela adalah dengan perakitan kultivar yang toleran terhadap naungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi adaptasi  empat genotip kedelai hasil seleksi untuk sifat toleran naungan pada beberapa pola tumpangsari dengan jagung serta untuk mendapatkan genotip-genotip kedelai yang beradaptasi baik pada pola tumpangsari antara kedelai dan jagung. Percobaan lapang dilaksanakan di Teaching and Research Farm Fakultas Pertanian Universitas Jambi dengan jenis tanah ultisol dan ketinggian tempat + 35 meter dpl  pada bulan Desember 2015-Maret 2016.  Percobaan disusun dalam  Rancangan Acak Kelompok Pola Faktorial 2 faktor, faktor pertama adalah genotip, yang terdiri dari g1= ptxpdm-5–196–4–3 (MDL-01), g2= ptxpdm-5–196–9–3 (MDL-02), g3= ptxpdm-5–196–9–11 (MDL-03) dan g4= ptxpdm=5–196–9–12 (MDL-04), faktor kedua adalah pola tumpang sari, yang terdiri  p1=1:1, p2=2:1, dan  p3=3:1 Masing-masing kombinasi perlakuan diulang dua kali sehingga terdapat  24 petak percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan Sidik Ragam kemudian dilanjutkan dengan DMRT pada taraf α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah polong total per tanaman dan jumlah polong berisi per tanaman genotip-genotip kedelai yang diuji bergantung kepada pola tanam. Genotip-genotip kedelai yang diuji berbeda nyata dalam tinggi tanaman dan hasil. Pola tanam berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji dan hasil kedelai. Genotip ptxpdm-5-196-4-3 (MDL-01) beradaptasi baik pada pola 2:1, sedangkan genotip ptxpdm-5-196-9-3 (MDL-02), ptxpdm-5-196-9-11 (MDL-03), dan genotip ptxpdm-5-196-9-12 (MDL-04) beradaptasi baik pada pola 3:1.

Published
2017-11-14