ANALISIS ONE VILLAGE ONE PRODUCT (OVOP) TERHADAP PENGHASILAN TENAGA KERJA WANITA DI KOTA BANDA ACEH
Abstract
Program One Village One Product (OVOP) merupakan salah satu program yang dijalankan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Banda Aceh yang diluncurkan sejak tahun 2016 dengan tujuan agar setiap desa/gampong mampu memanfaatkan potensi lokal daerah. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untu dapat mengetahui perbedaan tingkat penghasilan tenaga kerja wanita pada Unit Usaha Produk Unggulan Gampong di Kota Banda Aceh sebelum adanya pembinaan dari program OVOP dan setelah adanya pembinaan dari program OVOP. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer (Primary data) dan data sekunder (secondary data). Data primer dengan melakukan wawancara terhadap responden yaitu tenaga kerja wanita serta menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Banda Aceh, Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Provinsi Aceh dan instansi terkait lainnya. Responden dalam penelitian ini adalah angkatan kerja wanita yang bekerja pada unit usaha produk unggulan gampong di Kota Banda Aceh. Penelitian ini dianalisa dengan menggunakan model analisis paired sampel t-test, yaitu menganalisis uji beda penghasilan tenaga kerja wanita sebelum adanya program OVOP dan setelah adanya program OVOP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan yang diberikan melalui program OVOP memberikan dampak yang signifikan namun relatif sangat kecil terhadap penghasilan tenaga kerja wanita produk unggulan gampong yang menjadi UMKM binaan OVOP. Hal tesebut menujukkan bahwa program OVOP di Kota Banda Aceh belum memberikan dampak yang memuaskan bagi UMKM binaan OVOP.Menurut responden adapun indikator yang paling penting yang mereka butuhkan adalah fasilitas permodalan, fasilitas HKI dan kegiatan promosi serta pameran. Oleh karena itu diharapkan pihak terkait dapat menfokuskan pembinaan melalui program OVOP dengan memaksimalkan ketiga indikator tersebut agar dapat memberikan dampak bagi penghasilan responden UMKM binaan OVOP
References
Cahyani, R. R. (2013). Pendekatan One Village One Product (Ovop) Untuk Meningkatkan Kreativitas UMKM Dan Kesejahteraan Masyarakat. Sustainable Competitive Advantage (SCA), 3(1). Retrieved from http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/viewFile/249/254
Hermuningsih, Sri & Dewi Kusuma Wardani, (2014), Pendekatan OVOP (One Village One Product) sebagai Program Pemgemabngan dan Kebijakan IKM dan UMKM dengan Keunggulan Daerah. Jogja Ekonomi Bisnis Forum.
Kementerian Perindustrian. 2010. Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Pengembangan IKM melalui Pendekatan Satu Desa Satu Produk (One Village One Product–OVOP), Jakarta: Dirjen IKM Kementerian Perindustrian.
Natsuda, K., Igusa, K., & Wiboonpongse, A. (2012). One Village One Product–rural development strategy in Asia: the case of OTOP in Thailand. \ldots Journal of Development \ldots, (11). https://doi.org/10.1080/02255189.2012.715082
Pasaribu, Sahat M, (2011), “Pengembangan Agro-Industri Perdesaan Dengan Pendekatan One Village One Product (Ovop), Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol. 29, No. 1:1-11.
Tjiptoherianto, Prijono. (2008). Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Nasional. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).