Landasan Futuralistik Pendidikan Abad 21: Menghadapi Tarik Menarik antara Modernisme dan Postmodernisme

  • Teuku Junaidi Universitas Samudra

Abstract

Modernisasi pada awalnya dianggap sesuatu yang wajar dan memiliki optimisme terhadap perbaikan sosial dan moral dengan bertumpu pada kebaikan ilmu pengetahuan dan teknologi (informasi), namun dalam perkembangnnya modernisasi mengakibatkan berbagai konsekuensi. Atas dasar konsekuensi-konsekuensi tersebut, modernisasi melahirkan gerakan yang menyebutnya dirinya sebagai postmodern. Modernism dan postmodern dalam perjalanan sejarah disebut sebagai pertumbuhan. Postmodern merupakan kelanjutan daari modernism. Namun para pemikir modernism kontemporer seperti Karl Popper, Houston Smith dan Habermas, tidak menganggap penting soal timbulnya gerakan postmodernisme. Mereka tetap yakin akan kekuatan gerakan modernisme bahwa : modernitas masih mampu membimbing kehidupan kontemporer sampai jangka waktu yang tidak bisa ditentukan. Sementara itu, postmodernisme merupakan antithesis dari modernisme. Pada abad 21 dalam kondisi pendataran dunia, kedua aliran ini terlibat tarik menarik kekuatan yang menyebabkan kebingungan individu dan masyarakat dunia. Dalam kondisi inilah, pendidikan diharapkan dapat membantu menyiapkan individu dunia untuk dapat bertahan dan turut mengambil bagian. Jalan yang dapat ditempuh bagi pendidikan adalah dengan merenungkan ulang atau menyiapkan landasan pendidikan yang bersifat futuralistik untuk menghadapi tarik menarik antara modernisme dan postmodernisme.

Published
2018-06-23
How to Cite
Junaidi, T. (2018). Landasan Futuralistik Pendidikan Abad 21: Menghadapi Tarik Menarik antara Modernisme dan Postmodernisme. SEUNEUBOK LADA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sejarah, Sosial, Budaya Dan Kependidikan, 2(2), 68-78. Retrieved from https://ejurnalunsam.id/index.php/jsnbl/article/view/577