PERAN KOTA JUANG DALAM PERTEMPURAN MEDAN AREA TAHUN 1947

  • Rahmadan Fatdrizal Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Samudra
  • Hanafiah Hanafiah Pendidikan Sejarah Universitas Samudra
  • Ramazan Ramazan Pendidikan Sejarah Universitas Samudra
Kata Kunci: Kota juang, Pertempuran medan area

Abstrak

Juang city Bireuen had a big role during the Medan Area battle in 1947 in defending Indonesia's independence. The role of Bireuen during the independence revolution was not only limited to the Aceh region but also influenced the national level, among others, namely: (a) Bireuen as the headquarters of Division X of the Sumatra, Langkat and Tanah Karo Commandments (b) After the proclamation of Indonesian independence the next step was disarmament. Japanese weapons by way of negotiations and seizures (c) Bireuen as a source of weapons (d) Bireuen as the radio broadcasting studio of Radio Rimba Raya belonging to Division X Sumatra (e) Bireuen as a military base in attacking the Dutch army in the Medan Area. War troops, war equipment, war vehicles and military meetings were held in Bireuen. Community groups such as Ulama, Merchants, Chinese and ordinary people who work hand in hand in distributing aid to the Medan Area.

Bireuen kota Juang  memiliki peran besar selama pertempuran Medan Area tahun 1947 dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peran Bireuen pada masa revolusi kemerdekaan tidak hanya sebatas wilayah Aceh saj a tapi juga berpengaruh hingga nasional, antara lain, yaitu: (a) Bireuen sebagai markas besar Devisi X Komandemen Sumatera, Langkat dan Tanah Karo (b) Setelah prolamasikan kemerdekaan Indonesia langkah selanjutnya yaitu pelucutan senjata Jepang dengan cara perundingan dan perebutan (c) Bireuen sebagai sumber persenjataan (d) Bireuen sebagai studio penyiaran Radio Rimba Raya milik Devisi X Sumatera (e) Bireuen sebagai basis militer dalam menggempur tentara Belanda di Medan Area. Pasukan perang, alat perang, kendaraan perang serta rapat kemiliteran pun diadakan di Bireuen. Kelompok masyarakat seperti Ulama, Saudagar, orang Tionghoa dan rakyat biasa yang saling bahu membahu dalam menyalurkan bantuan menuju Medan Area.

Referensi

Amin, SM.(1978). “Kenang-Kenangan dari Masa Lampau” Pradnya Paramita. Jakarta Pusat.
Alfian, T Ibrahim dkk.(1982) “Revolusi Kemerdekaan Indonesia di Aceh (1945-1949)” Museum Negeri Aceh: Banda Aceh.
Djuli, AR.(2018). “Naskah Dewan Pimpinan Cabang Legiun Veteran Republik Indonesia” Bireuen.
Inawati, dkk.(2016).”Peran Husein Dalam Memperjuankan Aceh Masa Revolusi Kemerdekaan Tahun 1945-1949”.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah.Vol.1, No.1, Oktober 2016.
Jannah, Rozatul.(2017).”Perjuangan Masyarakat Bireuen Pada Masa Revolusi Kemerdekaan (1945-1949)”. Thisis. Unsam.
Jakobi, A.K.(1992). Aceh Daerah Modal Long March Ke Medan Area.Yayasan Seulalah RI-001 : Jakarta.
----------------(1998). Aceh Dalam Perang Mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan 1945-1949.Gramadia Pustaka Utama : Jakarta.
Sjahnan,H.R.(1982). Dari Medan ke Pedalaman dan Kembali ke Kota Medan. Dinas Sejarah Kodam : Medan.
Sjamsuddin, H.(2017). Metodologi Sejarah. Yogyakarta, Penerbit Ombak.
Suwondo, B.(1983). “Sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Istimewa Aceh” Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inpestarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Jakarta.
Sudirman dkk.(2010). “Bireuen Kota Juang 1945-1949” Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh. Banda Aceh.
Seno.(2004).“Peranan Tentara Pelajar di Banda Aceh dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia (1945-1949)” Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh: Banda Aceh.
Yusrizal, M.(2020) “Kota Juang: Bireuen Masa Revolusi Kemerdekaan 1945-1949” Thisis. Unsyiah.
Zamzami, Amran.(1990). “Jihad Akbar di Medan Area” PT Bulan Bintang. Jakarta.

Sumber Wawancara
H. A.R Djuli (92 Tahun) (Wawancara pada hari selasa tanggal 11 Agustus 2020 di Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen).
Diterbitkan
2021-10-13