Studi Analisis Historis Antropologi Ragam Pantangan-pantangan Dalam Adat Perkawinan Masyarakat Minangkabau di Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan

  • Tia sari Universitas Samudra
  • Tia Sari Universitas Samudra

Abstrak

ABSTRACT : The writing in this article aims to examine the Historical Analysis of Anthropological Analysis of Variety of taboos in the Minangkabau people's marriage customs in Sangir District, South Solok Regency. This study will discuss the history of the emergence of customs and taboos in Minangkabau. This research is categorized into field research with qualitative research and historical anthropological approaches using ethnographic methods, namely research that examines a cultural phenomenon where an ethnographer when in the field does not use attributes as a marker of a researcher. Based on the results of the study, the marriage procession in Minangkabau custom generally consists of marasek, baimbang tando, mahanta siriah, bako-baki, Malam bainai and manjapuik marapulai. In Minangkabau traditional marriages there are taboos that should not be violated because every step in the Minangkabau marriage custom has a meaning that has been believed for generations. The history of adat in Minangkabau originates from animistic beliefs and there are taboos in customs that originate from ancestors.

 

Keywords: Minangkabau traditional marriage, taboos in Minangkabau customs, Sangir       District, South Solok Regency.

ABSTRAK : Tulisan dalam artikel ini bertujuan untuk mengkaji Studi Analisis Historis Antropologi Ragam Pantangan-pantangan dalam adat Perkawinan masyarakat Minangkabau di Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan. Penelitian ini akan membahas tentang bagaimana sejarah munculnya adat dan pantangan-pantangan di Minangkabau. Penelitian ini dikategorikan kedalam penelitian lapangan dengan jenis penenelitian kualitatif dan pendekatan historis antropologi dengan menggunakan metode etnografi, yakni penelitian yang meneliti suatu fenomena kebudayaan dimana seorang etnografi ketika di lapangan tidak menggunakan atribut sebagai penanda seorang peneliti. Berdasarkan hasil penelitian, prosesi perkawinan dalam adat Minangkabau secara garis besar terdiri dari marasek, batimbang tando, mahanta siriah, bako-baki, malam bainai dan manjapuik marapulai. Dalam perkawinan adat Minangkabau terdapat pantangan-pantangan yang tidak boleh dilanggar karena disetiap langkah-langkah dalam adat perkawinan Minangkabau memiliki makna yang sudah dipercaya secara turun temurun. Sejarah adat di Minangkabau berawal dari kepercayaan animisme dan terdapat pantangan-pantangan dalam adat yang bermula dari nenek moyang.

 

Kata kunci: Perkawinan adat Minangkabau, pantangan-pantangan dalam adat                                     Minangkabau, Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan.

Diterbitkan
2022-10-12