KESENIAN BARONGSAI SEBAGAI SARANA PEMBAURAN MASYARAKAT TIONGHOA DI ACEH TAMIANG

  • madhan anis Universitas Samudra
  • Yunita Sari Universitas Samudra
Kata Kunci: Barongsai, tionghoa, pembauran

Abstrak

Berbeda dengan  zaman dahulu, sekarang tidak hanya masyarakat Tionghoa yang memainkan Barongsai, tetapi banyak pula masyarakat pribumi Indonesia yang ikut serta. Hal ini dapat dilihat pada salah satu bentuk interaksi sosial antara masyarakat etnis Tionghoa dengan penduduk pribumi, yaitu partisipasi masyarakat etnis pribumi dalam kesenian barongsai baik sebagai pemain atau juga penonton yang juga ikut memeriahkan pertunjukan kesenian barongsai terseut. Setelah berakhirnya masa orde baru  dan memasuki masa reformasi, budaya Tionghoa mulai berkembang. Salah satunya adalah kesenian barongsai. Kesenian Barongsai mulai dikenal ke seluruh wilayah-wilayah di Indonesia. Partisipasi ini juga merupakan pembauran kebudayaan antara masyarakat etnis pribumi dengan masyarakat etnis Tionghoa, begitulah yang terjadi saat ini di Kabupaten Aceh Tamiang.

Referensi

Chairul Arif Moch. dkk. 2012. Barongsai Dan Identitas Cina Muslim Surabaya, Yogyakarta: Program Studi Kajian Budaya dan Media. UGM. (Jurnal).
Dahana. A, 2000. Kegiatan Awal Masyarakat Tionghoa di Indonesia, Wacana.
Dwika Deva Nofela, 2012. Partisipasi Masyarakat Pribumi Dalam Kesenian Barongsai Cina Di Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Sosiologi Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. (Skripsi).
Falah Fajarul dan Suharjianto, 2008. Peran Kesenian Liong Dan Barongsai Sebagai Sarana Assimilasi Antara Etnis Tionghoa Dan Etnis Jawa (Studi Kasus Perkumpulan Liong Dan Barongsai Tripusaka Makin Solo). Surakarta: Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (Jurnal).
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Saryuni, 2007. Pertunjukan Musik Barongsai di Klentheng Sam Poo Kong Simongan Kota Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Soemardjan Selo. 1984. Budaya Sastra. Jakarta: Rajawali Perss.
Sufi Rusdi, dkk. 2008. Sejarah Kabupaten Aceh Timur dari Masa Kolonial Hingga Kemerdekaan. Aceh: Badan Arsip dan Perpustakaan.
Suryadinata Leo. 2003. Kebijakan Negara Indonesia terhadap Etnik Tionghoa: Dari Asimilasi ke Multikulturalisme? Antropologi Indonesia Hlmn.1 Edisi 71.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Umar Muhammad, 2008. Peradabaan Aceh (Tamaddun) I Kilasan Sejarah Aceh Dan Adat , Banda Aceh: CV. Boebon Jaya.
Sumber Wawancara:
Wawancara dengan Ediwat (Masyarakat Etnis Tionghoa Kualasimpang Aceh Tamiang) tanggal 14 Maret 2018.
Wawancara dengan Johny (Masyarakat Etnis Tionghoa Kualasimpang Aceh Tamiang) tanggal 14 Maret 2018.
Wawancara dengan Muhammad Harun (Masyarakat Kualasimpang Aceh Tamiang) tanggal 10 Desember 2017.
Wawancara dengan Sjambahari (Asiong) (Ketua Yayasan Persatuan Tolong Menolong Kemalangan Setempat (PTMKS) Aceh Tamiang) tanggal 4 Desember 2007.
Wawancara dengan Sofyan (Akim) (Sekretaris Persatuan Tolong Menolong Kemalangan Setempat (PTMKS) dan Ketua FOBI Aceh Tamiang) tanggal 28 November 2017.
Diterbitkan
2020-02-13
Bagian
Articles